Oleh :
Widianingsih . M.Ag
( Pemilik
Sekolah Sentra Bukit Pelangi Jatinangor)
“ASTAGFIRULLAH,
ni anak gak bisa dikasih tau ya. Mama bilang jangan naik ke sana, bahaya,”
seorang mama berteriak histeris ketika melihat bayi berusia 6 bulan menaiki
lantai ruangan yang lebih tinggi 20 cm dari ruang keluarga.
Anaknya
terus tumbuh. Mama pun masih histeris ketika melihat anaknya memegang pulpen
yang biasa dipakainya.
”Jangan
pegang pulpen, itu bahaya, nanti kena mata,” tukasnya.
Hari
pun berganti. Waktupun berlalu. Mama selalu menjadikan dirinya sebagai dewa
penolong bagi anak tercinta. Mau bergerak mama gendong, mau sesuatu mama
ambilkan. Hingga tiba usia anak ini 5 tahun.
Hari
itu ada kegiatan pentas seni di sekolahnya. Ketika anak lain bahagia akan
tampil, memakai kostum terbaik, anak ini duduk dibarisan para orangtua sambil
memegangi baju mamanya.
“Kamu
ini malu-maluin mama, sudah dibelikan baju baru, tapi kenapa gak mau ke
panggung?” dengan suara ketus mama memarahi anaknya.
Anak
ini pun menangis.
“Ayo
pulang kalau gini terus, mama gak suka,” Sambil menarik tangannya berlalu
meninggalkan acara pentas seni.
Beberapa
minggu kemudian saat kegiatan olahraga, anak ini tidak mau bergabung bermain
dengan teman lain. Lari-lari kecil, melompat, menangkap bola juga merayap. Tak
ada yang dilakukannya.
Lagi-lagi
mama memarahi anaknya.
Saya
mendekati anak ini, kemudian bertanya “Mau bergabung?”
“Tidak”
jawabnya.
“Mengapa?”
tanya saya.
“Takut
jatoh, Bu,” jawabnya.
Oh,
saya paham sekarang.
Saya
mendekati mamanya. Saya sampaikan, mulai sekarang anak ini tidak usah dimarahi
kalau tidak mau ikut kegiatan olah raga. Atau tidak mau ikut kegiatan yang
berhubungan dengan ketinggian. Karena setelah saya tanya dia takut. Mama pun
terdiam.
Mengapa
takut? Karena sejak bayi mamanya selalu berkata “jangan ini jangan itu”.
Sehingga tersimpan memori di dalam otak anak, bahwa apapun yang dilakukan atau
disentuhnya tidak aman. Hal ini menimbulkan rasa tidak percaya pada dirinya
sendiri juga pada lingkungan. Saya memahami maksud mama baik. Supaya anak aman,
jauh dari bahaya dan tidak terluka.
Memang
bukan sesuatu yang mudah melakukan pendampingan kepada anak-anak usia dini
tanpa larangan. Orangtua harus memberikan informasi yang benar dan memberikan
batasan- batasan. Sehingga anak berhenti melakukan sesuatu bukan karena takut,
tapi memahami mengapa hal tersebut tidak boleh dilakukan.
0 komentar:
Posting Komentar