Matematika merupakan salah satu jenis
pengetahuan yang dibutuhkan manusia dalam menjalankan kehidupannya sehari-hari.
Misalnya ketika berbelanja maka kita perlu memilih dan menghitung jumlah benda
yang akan dibeli dan harga yang harus dibayar. Saat akan pergi, kita perlu
mengingat arah jalan tempat yang akan didatangi, berapa lama jauhnya, serta
memilih jalan yang lebih bisa cepat sampai di tujuan, dll.
Bila kita berpikir tentang matematika maka
kita akan membicarakan tentang persamaan dan perbedaan, pengaturan
informasi/data, memahami tentang angka, jumlah, pola-pola, ruang, bentuk,
perkiraan dan perbandingan.
Mengenalkan konsep matematika dapat dilakukan sambil bermain |
Pengetahuan tentang matematika sebenarnya
sudah bisa diperkenalkan pada anak sejak usia dini (usia lahir-6 tahun). Pada
anak-anak usia di bawah tiga tahun, konsep matematika ditemukan setiap hari
melalui pengalaman bermainnya. Misalnya saat membagikan kue kepada setiap
temannya, menuang air dari satu wadah ke wadah lain, mengumpulkan manik-manik
besar dalam satu wadah dan manik-manik yang lebih kecil pada wadah yang lain,
atau bertepuk tangan mengkuti pola irama.
A.
Mengenalkan Konsep Angka pada anak usia bawah 3 tahun
Untuk mengenalkan
konsep angka pada anak usia dibawah 3 tahun dapat dilakukan melalui tiga tahap,
yaitu:
1.
Membilang,
yaitu menyebutkan bilangan berdasarkan urutan
2.
Mencocokan
setiap angka dengan benda yang sedang dihitung,
3.
Membandingkan
antara kelompok benda satu dengan kelompok benda yang lain untuk mengetahui
jumlah benda yang lebih banyak, lebih sedikit, atau sama
Anak-anak mulai
dapat mengembangkan pemahamannya tentang konsep angka bila mereka diajak
menggunakan angka-angka di dalam berbagai kegiatan sehari-hari. Misalnya
mengajak anak menyanyikan lagu yang memuat angka seperti lagu Satu-satu,
meminta tiga anak untuk membantu menata meja makan atau meletakan alat /bahan
main.
Beberapa contoh
kegiatan yang bisa dilakukan orang tua dalam mengembangkan konsep angka pada
anak usia bawah tiga tahun, yaitu :
Pada bayi (0-8 bulan) :
1.
Sambil
memakaikan kaos kaki pada bayi, tersenyum pada bayi dan mengucapkan “Nah ini
satu kaos kaki untuk kaki kiri, dan satu lagi untuk kaki kanan. Dua kaos kaki
untuk dua kaki”.
2.
Saat
akan menyuapkan biskuit yang dihaluskan, sambil tersenyum ke bayi kita ucapkan”
Sekarang waktunya makan biskluit ya”. Dan ketika bayi terlihat senang, maka
kita bisa ucapkan “Kamu mau tambah biskuitnya. Kamu pasti lapar ya.”
Pada bayi (8-12
bulan):
1.
Sediakan
wadah-wadah mainan dan letakan masing-masing penutup didekatnya. Ajaklah bayi
untuk meletakan tutup pada setiap wadah mainan
2.
Letakan
2 buah mainan dihadapan bayi. Ajaklah bayi untuk memilih mainan yang akan
dimainkan dan meraih mainan tersebut.
3.
Beri
contoh gagasan pada bayi untuk memberikan tanda “minta lagi” bila ingin meminta
tambah biskuit lagi setelah menghabiskan biskuitnya.
Pada anak usia 12-24 bulan:
1.
Ajaklah
anak bernyanyi lagu satu satu, balonku, dll, yang mengandung angka sambil
bergerak mengikuti irama.
2.
Ajaklah
anak untuk membantu memasukan setiap kuas lukis ke masing-masing wadah cat.
3.
Mintalah
anak untuk memasukan bola plastik ke keranjang, kemudian ajaklah anak untuk
menghitung bersama-sama jumlah bola yang ada di keranjang.
4.
Berikan
gagasan agar anak boleh meminta lagi playdough bila bungkahan playdough yang
diberikan masih kurang
Pada anak usia
24-36 bulan:
1.
Siapkan
beberapa buah mainan mobil-mobilan dan balok asesoris. Ajaklah anak untuk
menyusun barisan antrianmobil. Berikan gagasan untuk meletakan batasan pada
setiap mobil dengan menggunakan balok asesoris.
2.
Ajukan
anak dengan pertanyaan seperti, “ Berapa umurmu sekarang?” Ketika anak menjawab
” dua” maka tunjukan dengan dua jari sambil mengucapkan “dua”.
3. Ajaklah
anak untuk bersama-sama bermain menumpuk beberapa balok atau kardus. Ketika
selesai, tanyakan pada anak, “bangunan siapa yang lebih tinggi”. Biarkan anak
berkata “punyaku yang lebih tinggi”. Kemudian mintalah anak untuk menghitung
balok atau kardus yang sudah ditumpuknya.
B.
Mengenalkan Konsep Pola dan Hubungan pada anak usia
bawah 3 tahun
Pola merupakan
susunan benda yang terdiri atas warna, bentuk, jumlah, atau peristiwa. Contoh
susunan pola berdasarkan ukuran: besar, kecil, besar, kecil. Susunan pola berdasarkan
warna: merah, biru, merah, biru. Dan, susunan pola berdasarkan peristiwa sehari-hari:
sesudah makan biskuit, saya minum susu.
Untuk mengembangkan
kemampuan mengenal pola dan hubungan, anak perlu diberi banyak kesempatan untuk
menggali dan memanipulasi benda dan mencatat persamaan dan perbedaanya.
Beberapa contoh
kegiatan yang bisa dilakukan orangtua dalam mengembangkan pola dan hubungan:
Pada bayi usia 0-8 bulan:
1.
Kenakan
pakaian yang lebih berwarna warni, dan biarkan anak memperhatikan corak pakaian
tersebut.
2.
Sambil
membawa botol susu datangi anak dan biarkan anak melambaikan tangan menyambut
kedatangan anda.
3.
Letakan
bayi di karpet yang bersih dan tidak berdebu. Biarkan anak merasakan permukaan
karpet dengan kakinya.
Pada bayi 8-12 bulan:
1.
Ambilah
sebuah sendok kemudian dekatkan ke depan mulut anak. Biarkan anak membuka
mulutnya
2.
Letakan
bermacam-macam cangkir plastik dengan ukuran yang berbeda. Biarkan anak bermain
dengan cangkir-cangkir tersebut dan mencoba menumpuknya.
3.
Letakan
secara acak beberapa balok lunak atau kardus di lantai. Berikan gagasan agar
anak mau mengumpulkan dan menyusun balok atau kardus menjadi sebuah baris.
Pada anak usia 12-24 bulan:
1.
Sediakan
alat musik gendang atau bisa dibuat dari kaleng bekas biskuit atau susu ditutup
karet balon. Ajak anak agar mau memukul gendang tersebut. Berikan beberapa
contoh irama pukulan gendang untuk ditiru anak.
2.
Sediakan
air dalam baskom berukuran sedang, cangkir plastik, dan botol aqua bekas.
Berikan gagasan agar anak menuang air dengan cangkir ke botol.
3.
Ketika
membacakan buku cerita, ucapkan kalimat yang diulang-ulang pada beberapa
halaman berikutnya, misalnya: “Nah, kucing yang tadi warna bulunya putih. Kalau
kucing yang ini warna bulunya hitam. ”
4.
Ketika
membacakan buku cerita, sambil menunjuk ke gambar ucapkan “ Kelinci mana yang
lebih besar ?” Amati jawaban anak.
Pada anak usia 24-36 bulan:
1. Ajak anak untuk
mengelompokan mainan mobil-mobilan atau boneka berdasarkan ukuran besar dan
kecil.
2.
Berikan
anak sebuh gendang atau mainan yang berbunyi bila dipukul. Anda memegang botol
plastik kososng. Mintalah anak untuk memukul gendang setelah anda memukul
botol. Lakukan ini berulang-ulang. Selanjutnya anak memukul gendang terlebih
dulu diikuti anak.
3. Ajak anak untuk
menumpuk buku-buku mulai dari yang berukuran besar hingga yang paling kecil.
C.
Mengenalkan Konsep Hubungan Geometri dan Ruang pada
anak usia bawah 3 tahun
Pengertian yang
dimaksud di sini adalah anak mengenal bentuk-bentuk geometri (segitiga, segi
empat, persegi, lingkaran) yang sama dan posisi dirinya dalam suatu ruang.
Anak bisa paham tentang pengertian ruang yang dimaksud di sini ketika mereka
sadar akan posisi dirinya dihubungkan dengan benda-benda dan penataan di
sekelilingnya. Anak belajar tentang lokasi/tempat dan letak/posisi, seperti:
di atas, di bawah, pada, di dalam, di luar. Selain itu, anak juga belajar
tentang pengertian jarak, seperti: dekat, jauh, dll.
Mengenalkan
hubungan geometri dan ruang pada anak bisa dilakukan dengan cara mengajak anak
bermain sambil mengamati berbagai benda di sekelilingnya. Anak akan belajar
bahwa benda yang satu mempunyai bentuk yang sama dengan benda yang satunya.
Ketika anak melihat buah apel dan bercerita, “Buah apel ini bentuknya seperti
bola,” maka sebenarnya anak sedang mengembangkan pengertian tentang geometri.
Orang tua yang memiliki anak usia 1-3 tahun dapat menyediakan balok-balok lunak
atau kardus-kardus bekas obat dari berbagai ukuran agar anak bisa
bereksplorasi dan membangun.
Beberapa
kegiatan yang bisa dilakukan orangtua untuk mengembangkan hubungan geometri dan
ruang pada anak:
Pada bayi 0-8 bulan:
1. Letakan sebuah
botiol susu di hadapan bayi. Biarkan bayi memegang botol tersebut dan merasakan
bentuk botol dengan kedua tangannya.
2. Selimuti bayi.
Biarkan bayi memegang dan merasakan keseluruhan bentuk dan permukaan selimut.
3. Biarkan bayi
merangkak atau merayap sepanjang tepi meja untuk merasakan bentuk meja.
Pada bayi 8-12 bulan:
1.
Ajak
anak merangkak kedalam terowongan. Biarkan anak merasakan berada di ruang
tertutup tetapi masih bisa memandang dan menjangkau luar dengan kedua
tanggannya.
2.
Ajak
anak untuk melempar bola plastik ke dalam keranjang.
Pada anak usia 12-24 bulan:
1.
Sediakan
boneka dan kotak yang ukurannya lebih kecil dari boneka tersebut. Berikan
gagasan agar anak mau mencoba memasukan boneka ke kotak. Setelah anak mengerti
bahwa kota terlalu kecil maka ambil kotak lain yang lebih besar, birakan anak
memasukan boneka ke kotak tersebut.
2.
Sediakan kotak yang permukaannya terdapat
beberapa lubang berbentuk segitiga, persegi, lingkaran, segiempat. Biarkan anak
memasukan keping segitiga, persegi, lingkaran dan segiempat ke kotak tersebut.
Pada anak 24-36 bulan:
1.
Ajak
anak bermain meniup busa sabun di luar. Amati apa yang diucapkan anak.
(Misalnya:” Lihat ada banyak bola !”
2.
Ajak
anak untuk mengenal nama-nama benda di sekitar, misal: “Lihat, piring ini
seperti apa bentuknya”. Biarkan anak yang menjawab.
D.
Mengenalkan konsep Memilih dan Mengelompokan pada anak
usia bawah 3 tahun
Memilih dan
mengelompokan meliputi kemampuan mengamati dan mencatat persamaan dan perbedaan
benda. Anak-anak usia di bawah tiga tahun mengenal persamaan dan perbedaan
melalui kelima indera mereka pada saat bereksplorasi dengan benda-benda di
sekitar. Anak belajar melalui memperhatikan, mendengar, menyentuh, merasakan,
mencium bau benda-benda yang dimainkannya, sehingga mengetahui benda-benda yang
sama dan yang berbeda.
Beberapa contoh
kegiatan yang bisa dilakukan orangtua untuk mengembangkan kemampuan memilih dan
mengelompokan pada anak :
Pada bayi 0-8 bulan:
1. Ketika bayi
menangis, katakan: “Ya ibu datang. Ibu mendengar suaramu.” Bayi akan belajar
mengenali suara anda.
2. Berikan
2 macam mainan bayi yang berbunyi. Biarkan bayi menunjukan minat pada mainan
tertentu dan memainkannya.
Pada bayi 8-12 bulan:
1. Sediakan 2 macam
buah-buahan masing-masing jenis 3, misal: apel dan jeruk pada sebuah wadah.
Ajaklah anak untuk memilih buah dan meletakan di luar wadah.
2. Sediakan beberapa
macam alat dapur yang bisa dibunyikan seperti: tutup panci, tutup gelas, piring
kaleng, dll. Biarkan anak memilih alat tersebut dan membunyikannya menggunakan
supit kayu atau plastik untuk makan mi.
Pada anak 12-24 bulan:
1. Memberikan sebuah
gambar kucing pada anak. Biarkan anak menyebutkan nama binatang tersebut.
2. Sediakan 5 buah
balok lunak warna merah. Ajak anak untuk membariskan balok-balok tersebut
seperti barisan balok berdasarkan pola warna merah.
Pada anak 24-36 bulan:
1. Sediakan 1
keranjang dan beberapa bola plastik terdiri dari 3 warna, masing-masing warna 4
bola. Ajak anak untuk memasukan semua bola yang berwarna misalnya yang berwarna
kuning ke keranjang.
2. Sediakan
bermacam-macam kotak kardus dari berbagai ukuran dan bentuk. Ajak anak untuk
menumpuk kotak-kota tersebut menjadi seperti sebuah menara. Biarkan anak
memilih kotak-kotak yang sama bentuk dan ukurannya untuk ditumpuk.
E.
Mengembangkan konsep angka pada anak usia
3-6 tahun
Konsep angka
dikembangkan melalui 3 tahap:
1.
Menghitung.
Tahap awal menghitung pada anak adalah menghitung melalui hapalan atau
membilang. Orangtua dapat mengembangkan kemampuan ini melalui kegiatan
menyanyi, permainan jari, dll yang menggunakan angka.
2.
Hubungan
satu-satu. Maksudnya adalah menghubungkan satu, dan hanya satu angka dengan
benda yang berkaitan. Teknik ini bisa dilakukan melalui kegiatan sehari-hari.
3.
Menjumlah,
membandingkan dan simbol angka.
Ketika orangtua
meminta anak mengambilkan 3 buah biskuit, dan anak membawa 3 buah biskuit. Anak
tersebut mengerti tentang konsep jumlah. Anak yang paham urutan angka, akan
tahu bahwa kalau menghitung 3 biskuit dari kiri ke kanan dan dari kanan ke kiri
maka jumlahnya akan sama. Anak yang paham konsep perbandingan akan paham benda
yang lebih besar, jumlahnya lebih banyak, lebih sedikit, atau sama.
Beberapa contoh
kegatan yang dapat dilakukan orang tua dalam mengembangkan konsep angka, yaitu:
1. Meminta anak
menghitung jumlah cangkir yang diperlukan untuk mengisi botol sampai penuh
dengan pasir.
2. Mieminta anak
menghitung jumlah balok yang diperlukan untuk membuat bangunan yang dibuat
anak.
F.
Mengembangkan Konsep Pola dan Hubungan pada anak usia
3-6 tahun
Tujuan mengenalkan
pola dan hubungan pada anak usia 3-6 tahun adalah mengenalkan dan menganalisa
pola sederhana, menjiplak, membuat, dan membuat perkiraan tentang kemungkinan
dari kelanjutan pola.
Beberapa contoh
kegiatan yang bisa dilakukan orangtua untuk mengembangkan pola dan hubungan
pada anak:
1. Mengajak anak
bermain menyusun antrian mobil-mobilan membentuk pola barisan merah, hitam,
merah, hitam, merah, hitam
2. Mengajak anak
bermain membuat rantai gelang dari kertas warna putih, biru, hijau, putih,
biru, hijau.
G.
Mengembangkan Konsep Hubungan Geometri dan Ruang pada
anak usia 3-6 tahun
Anak belajar
mengenal bentuk-bentuk dan penataan di lingkungan sekitar. Saat anak bermain
dengan balok, cat lukis, menggambar, menggunting bentuk-bentuk geometri,
mengembalikan balok ke rak, sebenarnya anak sedang belajar tentang bangun
datar dan bangun ruang serta kegunaannya. Pertama anak belajar mengenal
bentuk-bentuk sederhana (segitiga, lingkaran, segi empat). Kedua, anak belajar
tentang ciri-ciri dari setiap bentuk geometri. Selanjutnya, anak belajar
menerapkan pengetahuannya untuk berkreasi membangun dengan bentuk-bentuk
geometri.
Beberapa contoh
kegiatan yang bisa dilakukan orangtua untuk mengembangkan hubungan geometri dan
ruang pada anak:
1.
Mengajak
anak bermain meniup busa sabun menggunakan sedotan plastik yang ditekukan pada
bagian ujungnya sehingga membentuk lingkaran lalu diikatkan ke batang sedotan.
Ajak anak mengamati bahwa bentuk gelembung-gelembung sabun yang ditiup anak seperti
bentuk lingkaran.
2.
Sediakan
kardus-kardus bekas (obat, susu), botol-botol plastik, sedotan plastik, kertas
warna, dll. Ajak anak untuk membangun sebuah halaman impian untuk tempat
bermainnya menggunakan barang-barang bekas tersebut.
H.
Mengembangkan Konsep Pengukuran pada anak usia 3-6
tahun
Anak belajar
pengukuran dari berbagai kesempatan melalui kegiatan yang membutuhkan
kreativitas. Tahap awal anak tidak menggunakan alat, tetapi mengenalkan konsep
lebih panjang, lebih pendek, lebih ringan, cepat, dan lebih lambat. Tahap
berikutnya, anak diajak menggunakan alat ukur bukan standar, seperti pita,
sepatu, dll. Pada tahap lebih tinggi lagi, anak diajak menggunakan jam dinding,
penggaris, skala, termometer.
Beberapa contoh
kegiatan yang bisa dilakukan orangtua untuk mengembangkan pengukuran pada anak:
1.
Mengajak
anak mengukur panjang dan lebar rak mainan menggunakan balok unit.
2.
Mengajak
anak menghitung jumlah cangkir berisi pasir yang diperlukan untuk mengisi penuh
sebuah ember kecil.
3.
Mengajak
anak mengukur karpet menggunakan pita.
I.
Mengembangkan Konsep Pengumpulan,
Pengaturan dan Tampilan Data pada anak usia 3-6 tahun
Pada awalnya anak
mulai memilih benda tanpa tujuan. Selanjutnya anak memilih mainan dengan
tujuan, misalnya berdasarkan warna, ukuran , atau bentuk. Pada tahap yang
lebih tinggi anak dapat memilih mainan berdasarkan lebih dari satu variabel,
misal berdasarkan warna dan bentuk, atau warna, bentuk dan ukuran.
Pengetahuan tentang
grafik merupakan bentuk perluasan dari memilih dan mengelompokan. Membuat
grafik merupakan cara anak untuk menampilkan bermacam-macam informasi/data
dalam bentuk yang berlainan. Misalnya anak membuat grafik sederhana tentang
jenis sepatu yang dipakai anak.
Beberapa contoh
kegiatan yang bisa dilakukan orangtua untuk mengembangkan pengumpulan,
pengaturan dan tampilan data pada anak:
1.
Mengajak
anak mengumpulkan bermacam-macam daunan-daunan. Kemudian ajak anak
mengelompokan bentuk daun-daunan tersebut. Setelah itu, buatlah daftar tentang
jumlah daun untuk setiap bentuknya dengan cara menyusun daun-daun yang sama
menjadi barisan tegak lurus ke atas. Ajak anak mencatat jumlah setiap kelompok
daun.
2.
Mengajak anak membuat grafik tentang keadaan
cuaca setiap hari dalam 1 bulan.
Sumber : Lestari KW, M.Hum, Konsep Matematika Untuk Anak Usia Dini Direktorat Pembinaan
Pendidikan Anak Usia DiniDirektorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini
Nonformal dan Informal Kementerian Pendidikan Nasional Tahun 2011.
terimakasih infonya. mohon maaf saya mau bertanya apakah anak usia dini (tk) boleh diajarkan perkalian dan pembagian?
BalasHapusterlalu dini bu...konsep penjumlahan dan pengurangan saja itu sudah cukup berat buat anak-anak PAUD. Biarkan mereka bermain sambil belajar bukan belajar sambil bermain...artinya tujuan utama mereka sosialisasi dan mengembangkan karakter siswa untuk siap sekolah dasar
BalasHapusbisakah sy minta kontak nya? ada yg ingin say tanyakan terkait tulisan ttg konsep matematika AUD. kebetulan untuk skripsi
BalasHapus