25 Des 2013

Melatih Kecerdasan Logika Matematika Anak Usia Dini

Oleh :
Yulia Setianingsih S.Pd.AUD
(Guru TK PGRI Gelatik Jatinangor)


Sesungguhnya Allah SWT telah memberikan anugerah yang sangat istimewa kepada setiap manusia yaitu kecerdasan. Makhluk lain memiliki kecerdasan yang terbatas, sedangkan manusia tidak. Melalui kecerdasan yang dimilikinya, manusia mampu memahami segala fenomena kehidupan secara mendalam. Melalui kecerdasan pula manusia mampu mengetahui suatu kejadian kemudian mengambil hikmah dan pelajaran darinya. Manusia menjadi lebih beradab dan menjadi bijak karena memiliki kecerdasan itu. Oleh karena itu, kecerdasan sangat diperlukan oleh manusia guna dijadikan sebagai alat bantu di dalam menjalani kehidupannya di dunia.

Howard Gardner mendefinisikan kecerdasan sebagai kemampuan untuk memecahkan masalah dan menciptakan produk yang bernilai budaya. Sementara menurut psikolog Roslina Verauli, “ kecerdasan adalah kapasitas yang dimiliki individu sehingga memungkinkan ia untuk belajar, bernalar, dan memecahkan masalah serta melakukan tugas-tugas kognitif tingkat tinggi lainnya.

Kecerdasan adalah kemampuan seseorang untuk menggabungkan informasi yang didapat dari kemampuan menyesuaikan diri dengan situasi secara tepat dan efektif. Kecerdasan erat hubungannya dengan kemampuan berpikir. Anak yang cerdas adalah anak yang tanggap, cepat paham, mampu melakukan kegiatan-kegiatan tertentu dan dapat menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Intelegensi atau kecerdasan merupakan salah satu fase dari hasil perkembangan otak.

Namun seringkali kita salah memaknai arti kecerdasan itu. Di lingkungan kita sudah lazim dikenal bahwa anak yang pintar adalah anak yang nilai raport atau ulangannya bagus atau hal-hal yang ukurannya sifatnya masih belum menjadi representasi menyeluruh dari kecerdasan anak. Padahal seorang anak bisa jadi unggul di bidang tertentu tetapi lemah di bidang lain, ini artinya bahwa setiap anak memiliki tipe kecerdasan yang berbeda-beda.

Gardner telah menetapkan sembilan kecerdasan (kecerdasan jamak); yakni ; kecerdasan verbal atau linguistik, kecerdasan logika matematika, kecerdasan visual atau spasial,  kecerdasan gerak kinestetik, kecerdasan musikal, kecerdasan interpersonal, kecerdasan intrapersonal, kecerdasan naturalis dan kecerdasan eksistensial.

Pada dasarnya  bahwa 9 kecerdasan tersebut ada pada diri setiap orang tetapi dengan tingkat yang berbeda-beda. Hal ini menunjukkan bahwa setiap individu memiliki cara unik untuk menyerap dan mengaktualisasikan informasi dan pengetahuan. Guru, pendidik dan orang tua seharusnya mampu mengenali kecerdasan anak sesuai tipe-nya sehingga dapat memberikan stimulasi dan arahan yang tepat agar anak dapat mengembangkan diri sesuai kecerdasan yang dimilikinya.

Apa Kecerdasan Logika Matematika ?
Salah satu dari sembilan kecerdasan jamak yang dikembangkan oleh Howard Gardner adalah kecerdasan logika-matematika. Menurut Musfiroh menjelaskan bahwa kecerdasan logika matematika merupakan kemampuan mencerna, memecahkan masalah, memikirkan dan menyusun solusi (jalan keluar) dengan urutan yang logis (masuk akal), suku angka, urutan, logika dan keteraturan.  Pendapat lain mengatakan bahwa kecerdasan logika matematika adalah kecerdasan yang melibatkan kemampuan menganalisis masalah secara logis, menemukan atau menciptakan rumus-rumus atau pola matematika, dan menyelidiki sesuatu secara ilmiah

Ciri anak dengan kemampuan ini akan senang dengan rumus dan pola-pola abstrak. Tidak hanya pada bilangan matematika, tetapi juga meningkat pada kegiatan yang bersifat analitis dan konseptual. Menurut Gardner ada kaitan antara kecerdasan matematik dan kecerdasan linguistik. Pada kemampuan matematika, anak menganalisa atau menjabarkan alasan logis, serta kemampuan mengkonstruksi solusi dari persoalan yang timbul. Kecerdasan linguistik diperlukan untuk merunutkan  dan menjabarkannya dalam bentuk bahasa.

Masih menurut Gardner, ciri anak cerdas logika- matematika pada usia balita adalah  anak gemar bereksplorasi untuk memenuhi rasa ingin tahunya seperti menjelajah setiap sudut, mengamati benda-benda yang unik baginya, hobi mengutak-atik benda serta melakukan uji coba. Seperti bagaimana jika menuangkan air ke dalam botol tanpa tumpah , atau penasaran menyusun puzzle. Mereka juga sering bertanya tentang berbagai fenomena dan menuntut penjelasan logis dari tiap pertanyaan yang diajukan. Selain itu anak juga suka mengklasifikasikan berbagai benda berdasarkan warna, ukuran, jenis dan lain-lain serta gemar berhitung.

Ciri-ciri anak dengan kecerdasan logika-matematika di antaranya :
1.    Biasanya mempunyai kemampuan yang baik dalam bidang matematika dan system-sistem logika lain yang rumit.
2.    Mereka menggunakan penalaran dan logika serta angka-angka dengan baik.
3.    Mereka berfikir secara konseptual dalam kerangka pola pola angka dan mampu membuat hubungan hubungan antara berbagai ragam informasi yang didapat.
4.    Mereka selalu ada rasa ingin tahu tentang dunia disekeliling mereka dan selalu menanyakan banyak hal serta mau mengerjakan eksperimentasi.
5.    Selalu mempermasalahkan dan menanyakan kejadian-kejadian yang ada, sehingga tak jarang mereka agak tak disukai atau membosankan karena terlalu banyak bertanya.

Cara Melatih Kecerdasan Logika Matematika pada Anak Usia 5-6 Tahun
Melatih kecerdasan logika matematika pada anak usia dini pada dasarnya adalah bagaimana cara guru mengenalkan konsep angka, konsep pola dan hubungan, konsep hubungan geometri dan ruang, konsep pengukuran, serta konsep pengumpulan dan pengaturan. Tentunya  dalam melatih kecerdasan logika matematika ini guru harus tetap memperhatikan prinsip pembelajaran pada usia dini yaitu melalui teknik pengulangan dan berkesinambungan .
Berikut ini akan dibahas beberapa cara melatih  kecerdasan logika matematika untuk anak 5-6 tahun :
1)  Melatih Mengembangkan Konsep Angka
Pengembangan konsep angka dapat dilakukan melalui 3 tahap:
  1. Menghitung. Tahap awal menghitung pada anak adalah menghitung melalui hapalan atau membilang. Orangtua dapat mengembangkan kemampuan ini melalui kegiatan menyanyi, permainan jari, atau permainan yang menggunakan angka.
  2. Hubungan satu-satu. Maksudnya adalah menghubungkan satu, dan hanya satu angka dengan benda yang berkaitan. Teknik ini bisa dilakukan melalui kegiatan sehari-hari.
  3. Menjumlah, membandingkan dan simbol angka. Ketika guru meminta anak mengambilkan 3 buah bola, dan anak membawa 3 buah bola, maka  anak tersebut mengerti tentang konsep jumlah. Anak yang paham urutan angka, akan tahu bahwa kalau menghitung 3 bola dari kiri ke kanan dan dari kanan ke kiri maka jumlahnya akan sama. Anak yang paham konsep perbandingan akan paham benda yang lebih besar, jumlahnya lebih banyak, lebih sedikit, atau sama.
Beberapa contoh kegiatan yang dapat dilakukan guru dalam mengembangkan konsep angka, yaitu:
  1. Meminta anak menghitung jumlah cangkir yang diperlukan untuk mengisi botol sampai penuh dengan pasir.
  2. Meminta anak menghitung jumlah balok yang diperlukan untuk membuat bangunan yang dibuat anak.

2)  Melatih Mengembangkan Konsep Pola dan Hubungan
Tujuan mengenalkan pola dan hubungan adalah mengenalkan dan menganalisa pola-pola sederhana, menjiplak, membuat, dan membuat perkiraan ten­tang kemungkinan dari kelanjutan pola.
Beberapa contoh kegiatan yang bisa dilakukan guru untuk mengembangkan pola dan hubungan pada anak:
  1. Mengajak anak bermain menyusun antrian mobil-mobilan membentuk pola barisan merah, hitam, merah, hitam, merah, hitam .
  2. Mengajak anak bermain membuat rantai gelang dari kertas warna putih, biru, hijau, putih, biru, hijau.

3)  Melatih Mengembangkan Konsep Hubungan Geometri dan Ruang
Anak belajar mengenal bentuk-bentuk dan penataan di lingkungan sekitar. Saat anak bermain dengan balok, cat lukis, menggambar, menggunting bentuk-bentuk geometri, mengembalikan balok ke rak, sebenarnya anak sedang bela­jar tentang bangun datar dan bangun ruang serta kegunaan­nya. Pertama anak belajar mengenal bentuk-bentuk seder­hana (segitiga, lingkaran, segi empat). Kedua, anak belajar tentang ciri-ciri dari setiap bentuk geometri. Selanjutnya, anak belajar menerapkan pengetahuannya untuk berkreasi mem­bangun dengan bentuk-bentuk geometri.
Beberapa contoh kegiatan yang bisa dilakukan guru untuk mengembangkan konsep hubungan geometri dan ruang pada anak:
  1. Mengajak anak bermain meniup busa sabun menggunakan sedotan plastik yang ditekukan pada bagian ujungnya sehingga membentuk lingkaran lalu diikatkan ke batang sedotan. Ajak anak mengamati bahwa bentuk gelembung-gelembung sabun yang ditiup anak seperti bentuk lingkaran.
  2. Sediakan kardus-kardus bekas (obat, susu), botol-botol plastik, sedotan plastik, kertas warna, dll. Ajak anak untuk membangun sebuah halaman impian untuk tempat bermainnya menggunakan barang-barang bekas tersebut.
4)  Melatih Mengembangkan Konsep Pengukuran
Anak belajar pengukuran dari berbagai kesempatan mela­lui kegiatan yang membutuhkan kreativitas. Tahap awal anak tidak menggunakan alat, tetapi mengenalkan konsep lebih panjang, lebih pendek, lebih ringan, cepat, dan lebih lambat. Tahap berikutnya, anak diajak menggunakan alat ukur bukan standar, seperti pita, sepatu, dan lain sebagainya. Pada tahap lebih tinggi lagi, anak diajak menggunakan jam dinding, penggaris, skala, ter­mometer.
Beberapa contoh kegiatan yang bisa dilakukan guru untuk mengembangkan konsep pengukuran pada anak:
  1. Mengajak anak mengukur panjang dan lebar rak mainan menggunakan balok unit.
  2. Mengajak anak menghitung jumlah cangkir berisi pasir yang diperlukan untuk mengisi penuh sebuah ember kecil.
  3. Mengajak anak mengukur karpet menggunakan pita.

5)  Melatih Mengembangkan Konsep Pengumpulan dan Pengaturan
Pada awalnya anak mulai memilih benda tanpa tujuan. Se­lanjutnya anak memilih mainan dengan tujuan, misalnya ber­dasarkan warna, ukuran , atau bentuk. Pada tahap yang lebih tinggi anak dapat memilih mainan berdasarkan lebih dari satu variabel, misal berdasarkan warna, bentuk dan ukuran.
Contoh kegiatan yang bisa dilakukan guru untuk mengembangkan konsep pengumpulan dan pengaturan adalah sebagai berikut :
Mengajak anak jalan-jalan ke kebun, suruh anak mengumpulkan bermacam-macam daunan-daunan. Kemudian ajak anak mengelompokan bentuk daun-daunan tersebut  berdasarkan jenisnya. Setelah itu, buatlah daftar tentang jumlah daun untuk setiap bentuknya dengan cara menyusun daun-daun yang sama menjadi barisan tegak lurus ke atas. Ajak anak mencatat jumlah setiap kelompok daun.
Melatih kecerdasan logika matematika juga dapat dilakukan melalui bermain sains. Kegiatan bermain sains sangat penting diberikan untuk anak usia dini karena multi manfaat, yakni dapat mengembangkan kemampuan:
  1. Eksplorasi dan investigasi, yaitu kegiatan untuk mengamati dan menyelidiki objek serta fenomena alam
  2. Mengembangkan ketrampilan proses sains dasar, seperti melakukan pengamatan, mengukur, mengkomunikasikan hasil pengamatan, dan sebagainya.
  3. Mengembangkan rasa ingin tahu, rasa senang dan mau melakukan kegiatan inkuiri atau penemuan.
  4. Memahami pengetahuan tentang berbagai benda baik ciri, struktur maupun fungsinya.

Referensi :
http://www.kaskus.us/ showthread.php?t=12010805
http://baguserek.blogspot.com/2011/02/ mengembangkan-kecerdasan-logika-pada.html

Ditulis Oleh : pkg paud jatinangor // 07.22
Kategori:

2 komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.
 

Lencana Facebook

Buku Tamu