27 Jun 2014

Tanda Anak Jenius



Orang tua mana yang tidak menginginkan anaknya menjadi anak yang pandai, cerdas  atau bahkan jenius.  Ya, mempunyai anak pandai, cerdas  atau bahkan jenius tentu menjadi dambaan semua orang tua. Tapi tahukah kita bahwa pandai, cerdas dan jenius itu sebenarnya adalah satu hal berbeda ? Terkadang kita sering mencampuradukkan pengertian pandai, cerdas dan jenius itu. Padahal, dari sudut bahasa maupun psikologi tentu ada semantik khusus yang perlu dipahami secara benar dan utuh.


1.Pandai itu yang bagaimana?
Pandai bisa terealisasi karena proses belajar atau pengaruh dari belajar.. Meskipun  harus diakui tidak semua proses belajar bisa menghasilkan hasil yang optimal. Banyak faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi. Orang yang tidak banyak kuliah, tetapi belajar sendiri secara otodidak, juga bisa pandai. Walaupun mungkin belum sempurna. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kepandaian seseorang itu diperoleh dari proses belajar.

2.Cerdas itu yang bagaimana?
Kecerdasan seseorang berkaitan dengan faktor genetika, gizi dan lingkungan . Artinya, kecerdasan tidak diperoleh di bangku pendidikan karena sifatnya pribadi atau individual .Namun, faktor genetika jangan diartikan faktor keturunan walaupun bisa jadi ada gen yang diturunkan dari kedua orang tuanya. Namun orang tua yang tidak cerdas, bisa saja menghasilkan keturunan dengan gen yang baik. Mohon dipahami, orang yang cerdas belum tentu pandai kecuali kalau dia melalui proses belajar. Albert Einstein tak akan pandai ilmu matematika, kecuali kalau dia mempelajari dan menekuni ilmu matematika. Jangan lupa, orang yang cerdas belum tentu kreatif.

3.Jenius itu yang bagaimana?
Jenius berkaitan dengan IQ seseorang. Cara pikirnya tinggi, kreatif, punya imajinasi yang luar biasa, cepat memahami masalah, smart dalam menangkap substansi dan esensi suatu hal. Orang yang IQ tinggi sering membuat artikel, teori, kata, kalimat yang sulit dipahami orang awam. Tetapi IQ tinggi belum tentu pandai kecuali kalau melalui proses belajar.

Seorang anak jenius biasanya akan menunjukkan beberapa ciri sebagai berikut:

1. Mengajukan banyak pertanyaan
Anak jenius secara alami selalu ingin tahu, jadi jangan kaget jika Anda ditantang dengan pertanyaan “Bagaimana”, “Apa”, “Di mana”, “Mengapa”, dan “Kapan” setiap hari.
Tapi menanyakan “Sudah sampai belum?” dan “Memangnya kenapa” berkali-kali tidak mengindikasikan perkembangan kognitif yang lebih maju.

2. Daya ingat yang bagus
Jangan mengatakan hal yang agak menyinggung soal mertua di depan anak Anda, yang akan mereka sampaikan ketika mertua datang berkunjung nanti.

3. Selera humor
Untuk anak-anak atau sebaliknya, GSOH (Good Sense of Humor/Selera Humor yang Bagus) sulit diukur. Anda mungkin bisa tertawa terbahak-bahak menyaksikan pertunjukan teater musikal komedi ditampilkan anak Anda yang berusia empat tahun, tapi bukan berarti ibu Anda dan teman-temannya merasakan sentimen yang sama.

4. Bisa membaca di usia dini
Tidak perlu membacakan dongeng sebelum tidur untuk anak - dialah yang akan membacakan dongeng kepada Anda. Rencana untuk membawa serta buku Sophie Kinsella saat liburan sepertinya harus dipertimbangkan kembali. Anda pasti diminta membawa buku yang masuk daftar panjang Man Booker Prize.

5. Memilih ditemani orang dewasa daripada anak-anak
Dia lebih nyaman berada di antara orang yang lebih dewasa ketimnbang yang seumurnya.

6. Sadar dengan kejadian di dunia
Apakah Anda tahu bahwa Jean-Claude dan David Cameron bertekad untuk menjadi presiden entah di mana? Tidak? Namun, anak jenius Anda tahu. Sebaiknya Anda harus lebih banyak menambah pengetahuan umum.

7. Memiliki hobi tidak biasa dan pengetahuan mendalam tentang subjek tertentu
Apakah anak Anda bisa memainkan sitar? Suka mengamati pesawat? Bisakah dia memberi tahu Anda mengenai kultur bakteri yang terlibat dalam pembuatan keju? Dia tidak aneh dan bakal dikucilkan dari masyarakat, dia adalah anak jenius!

8. Memiliki kosakata yang luas
Dia tidak akan bilang “James pukul aku duluan” atau “Pergi sana, aku benci kamu”, tapi “James yang terlebih dahulu melakukan perkelahian fisik” dan “Pergilah dari sini, karena saya merasakan antipati terhadap kamu.”

9. Jadi pemimpin secara alami, suka mengatur kegiatan kelompok
Kalau begitu, acara liburan musim panas keluarga Anda sudah ada yang mengatur.

10. Senang mendongeng atau menggubah lagu
Taylor Swift mulai membuat musik sejak kecil dan lihatlah bagaimana dia sekarang.

11. Cenderung suka mempertanyakan otoritas
Sifat yang melelahkan untuk dihadapi. Sebaiknya Anda mulai siap-siap menjawab saat si kecil mulai mempertanyakan hal ini. Atau ia tak akan berhenti bertanya.
Siap punya anak jenius?


Referensi :
http://psikologi2009.wordpress.com/2011/03/29/psikologi-beda-pandai-cerdas-dan-jenius/

Ditulis Oleh : pkg paud jatinangor // 05.25
Kategori:

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.
 

Lencana Facebook

Buku Tamu