Pertumbuhan anak dapat diartikan sebagai proses perubahan fisik.
Perubahan yang dimaksud dapat dilihat dari bertambahnya ukuran fisik (anggota
tubuh). Dengan kata lain, pertumbuhan lebih bersifat kuantitatif (angka)
sehingga pertumbuhan itu mudah diukur
dan menunjukkan perubahan yang dapat diamati secara fisik. Proses ini dapat
diukur, misalnya melalui penimbangan berat badan, pengukuran tinggi badan dan
lingkar kepala anak. Misalnya seorang anak menjadi tinggi dan besar.
Sementara perkembangan anak adalah suatu proses perubahan
fungsi anggota tubuh. Perkembangan lebih ditekankan pada bertambah atau menjadi
lebih baiknya fungsi anggota tubuh. Perkembangan lebih bersifat kualitatif. Ada
waktu dan usia yang sesuai untuk setiap proses dan tepat dengan tahap
perkembangan tertentu. Waktu proses dan tahapan tersebut berbeda untuk setiap
anak. Karena itu, pendidik tidak bisa membandingkan perkembangan satu anak
dengan anak lain seperti sebuah perlombaan atau pertandingan. Selain itu,
perkembangan sangat erat kaitannya dengan pertumbuhan. Anak yang bisa berjalan
sudah pasti pertumbuhan kakinya sudah tuntas. Kaki anak sudah kuat menyokong
tubuh. Karena kaitan tersebut sering kali kata pertumbuhan jarang disebut-sebut
sehingga yang dikenal hanya kata perkembangan.
Mengapa Kita Perlu Mengetahui Perkembangan Anak?
Pendidik perlu memahami perkembangan anak agar dapat
memberikan stimulasi atau rangsangan yang tepat sehingga membantu anak
berkembang sesuai dengan usia dan tahap perkembangannya. Misalnya, saat seorang
anak berusia 12 bulan, ia sudah dapat menyendok makanan dari piringnya. Agar
anak mampu mengembangkan otonomi/percaya
pada kemampuannya sendiri dan memperkuat motorik halusnya, orang tua memberi
keleluasaan anak untuk melakukan kegiatan makan sendiri.
Nativisme adalah
suatu pandangan yang meyakini bahwa faktor biologik memiliki pengaruh yang kuat
terhadap perkembangan manusia. Segala kemampuan dan keterbatasan yang dimiliki
oleh manusia merupakan faktor bawaan. Pada dasarnya pandangan Nativisme mengacu
pada Maturational Theory yang
meyakini bahwa dalam perkembangan manusia ada proses yang terjadi dengan
sendirinya. Menurut pandangan ini, manusia mengalami perkembangan karena proses
maturasi (pematangan) yang terjadi dengan sendirinya. Dalam hal ini, faktor
genetik memegang peranan penting.
Dengan kata
lain, pandangan ini meyakini bahwa manusia menjadi seseorang seperti yang
ditetapkan ketika ia dilahirkan. Dengan kemampuan dari dalam dirinya, anak akan dapat berkembang. Aliran ini
dipelopori seorang filsuf yang bernama Jean Jacques Rousseau (1712 – 1778).
Pandangan Empirisme Tentang Tumbuh-Kembang Anak
Empirisme adalah
suatu pandangan yang meyakini bahwa faktor lingkungan memiliki pengaruh yang
kuat terhadap perkembangan manusia. Segala kemampuan yang dimiliki oleh manusia
dibentuk oleh lingkungan. Menurut pandangan ini, manusia mengalami perkembangan
karena proses pembelajaran atau stimulasi lingkungan, seperti pengasuhan,
pendidikan, sosialisasi. Dengan kata lain, manusia berkembang menjadi seseorang
karena stimulasi lingkungan.
Pandangan
Empirisme mengacu pada model behaviorisme yang meyakini bahwa manusia tidak
menjadi dengan sendirinya, tetapi karena pengaruh faktor luar. Pandangan ini bertolak belakang dengan aliran Nativisme, dan meyakini bahwa
perkembangan manusia - termasuk anak - ditentukan oleh faktor dari luar dirinya atau lingkungan. Anak lahir tanpa
membawa apa-apa. Dengan demikian, tanpa pertolongan lingkungannya (orang tua, guru
atau yang lainnya) ia tidak akan berkembang. Teori ini dikenal dengan nama
Teori Tabularasa. Aliran ini dipelopori oleh filsuf yang bernama John Locke (1632-1704).
Pandangan Konvergensi Tentang Tumbuh-Kembang
Anak
Konvergensi adalah
suatu pandangan yang meyakini bahwa faktor biologik dan faktor lingkungan
sama-sama memiliki pengaruh terhadap perkembangan manusia. Segala kemampuan dan
keterbatasan yang dimiliki oleh manusia dipengaruhi oleh faktor bawaan dan
faktor lingkungan. Menurut pandangan ini, manusia mengalami perkembangan karena
faktor bawaan (genetik) dan faktor pengasuhan/pendidikan/sosialisasi, di mana
kedua ini sama-sama memegang peran penting dalam perkembangan manusia. Artinya, manusia menjadi seseorang merupakan
hasil interaksi antara faktor genetik
dan stimulasi lingkungan.
Pandangan Konvergensi seolah-olah sebagai penengah dari
perbedaan antara aliran Nativisme dan aliran Empirisme. Pandangan ini menjelaskan bahwa perkembangan manusia atau
anak ditentukan oleh faktor bawaan dan faktor lingkungan sehingga. kemampuan yang dibawa anak
sejak lahir yang disebut kemampuan potensial berinteraksi dengan lingkungan
sehingga membentuk kemampuan realisitik atau kemampuan praktik.
Aliran Konvergensi ini dipelopori oleh filsuf yang bermana Willian
Stern. Aliran ini sejalan dengan pandangan Ki Hadjar Dewantara yang
menyatakan bahwa manusia berkembang
ditentukan oleh faktor dasar (bawaan atau potensi) dan oleh faktor ajar
(lingkungan). Selanjutnya dalam teorinya, Ki Hadjar Dewantara menjelaskan bahwa
terdapat tri sentra pendidikan yang menentukan perkembangan individu, yaitu
keluarga, sekolah dan masyarakat.
Prinsip Perkembangan
Ada beberapa prinsip dalam perkembangan, yaitu
a.
Perkembangan merupakan suatu kesatuan.
Perkembangan diidentifikasi
dalam beberapa aspek. Semua aspek saling berkaitan. Misalnya, anak belajar
membaca berkaitan dengan kesiapan aspek kognitif (berpikir).
b.
Perkembangan dapat diprediksi.
Anak sudah dapat berdiri
dapat diperkirakan ia akan segera berjalan. Dari sisi umur pun dapat
diperkirakan perkembangan anak. Anak usia satu tahun diperkirakan sudah dapat
berkomunikasi menggunakan satu kata. Misalnya, ’mam’ untuk menyatakan mau makan.
c.
Rentang perkembangan anak bervariasi.
Ada anak usia 12 bulan
sudah dapat berjalan tapi anak yang lainnya baru bisa berjalan setelah berusia
18 bulan.
d.
Perkembangan dipengaruhi oleh kematangan (maturation) dan pengalaman (experience).
Kematangan (maturation)
merupakan proses alami. Kapan masa kematangan untuk satu kemampuan muncul
ditentukan oleh diri anak sendiri. Faktor gizi dan kesehatan turut menentukan
terjadi proses kematangan. Faktor kematangan untuk setiap aspek kemampuan
bervariasi. Tetapi, guru atau pendidik perlu mengetahui kapan kira-kira
kematangan untuk setiap kemampuan muncul. Hal itu penting karena sangat erat
dengan kesiapan belajar. Oleh Montessori dikenal dengan masa ’siap’. Anak yang
belajar kemampuan di saat masa matang itu
muncul akan memudahkan anak melakukan dan membentuk kemampuanya. Anak yang kondisi fisiknya (kaki) belum
matang atau belum siap berdiri tidak akan bisa berdiri walau sering dilatih.
Bahkan, kalau dilatih terus bisa merusak kaki. Kaki anak bisa menjadi bengkok
(bentuk X atau O). Pada saat anak siap anak perlu dilatih sehingga anak
memperoleh pengalaman. Pengalaman ini akan menentukan kemampuan itu terbentuk
e.
Proses perkembangan terjadi dari atas ke bawah (Cepalocaudal) dan dari dalam ke luar (proximodistal).
Capaian perkembangan sebagai suatu urutan yang
saling berangkai dan merupakan tangga hirarki. Untuk Telungkup, duduk, berdiri
dan kemudian berjalan. Itu
merupakan satu rangkaian perkembangan. Hal tersebut yang menjadikan
perkembangan dapat diprediksi.
f.
Perkembangan dipengaruhi aspek budaya.
Anak yang hidup di sekitar orang yang biasa
berbicara dengan suara tinggi, kuat dan keras akan membuat anak juga memiliki
cara bicara yang seperti itu juga. Misal, orang Batak Toba memiliki kebiasaan
berbicara dengan suara tinggi dan cepat. Kebiasaan ini juga akan muncul dalam
perilaku anak berbicara. Bila berbicara dengan temannya anak cenderung
berbicara dengan suara tinggi, kuat dan
keras juga.
Aspek-Aspek Perkembangan
Ada beberapa aspek perkembangan, yaitu;
a)
Perkembangan Fisik
Perkembangan fisik sering dikaitkan dengan
perkembangan motorik sehingga dikenal dengan perkembangan fisik motorik. Tetapi, antaranya keduanya terdapat berbeda.
Perkembangan fisik lebih menunjukkan kepada perubahan yang terjadi pada fisik
secara keseluruhan atau tubuh dan fisik sebagai bagian-bagian, misalnya anggota
gerak (tangan, kaki) yang semakin besar atau panjang. Perkembangan motorik merupakan suatu penguasaan pola dan variasi
gerak yang telah bisa dilakukan anak. Perkembangan motorik sebagai gerakan yang
terus bertambah atau meningkat dari yang sederhana ke arah gerakan yang
komplek.
Perkembangan motorik terdiri dari dua macam, yaitu
perkembangan motorik kasar dan motorik halus.
- Perkembangan Motorik Kasar
Perkembangan motorik kasar adalah kemampuan
bergerak dengan menggunakan otot – otot
tubuh khususnya otot besar seperti otot di kaki dan tangan. Gerakan yang
tergolong motorik kasar, misalnya
merayap, merangkak, berjalan, berlari, dan melompat.
-
Perkembangan Motorik Halus
Perkembangan dalam motorik halus adalah kemampuan bergerak dengan menggunakan otot kecil, seperti yang ada di
jari untuk melakukan aktivitas, seperti mengambil benda kecil, memegang sendok,
membalikan halaman buku dan memegang pensil atau krayon.
b)
Perkembangan Kognitif
Perkembangan kognitif adalah suatu proses pembentukan kemampuan dan
keterampilan menggunakan alat berpikir. Perkembangan kognitif berkaitan dengan
aktivitas berpikir, membangun pemahaman dan pengetahuan, serta memecahkan masalah.
c)
Perkembangan Bahasa
Perkembangan bahasa adalah suatu proses pembentukan kemampuan dan
keterampilan untuk menyampaikan ide, perasaan dan sikap kepada orang lain.
Perkembangan bahasa meliputi mendengar, berbicara, membaca, dan menulis.
d)
Perkembangan Sosial – Emosi
Perkembangan Sosial – Emosional merupakan gabungan dari perkembangan
sosial dan emosi. Perkembangan adalah suatu proses pembentukan kemampuan dan
keterampilan untuk bersosialisasi. Sedang perkembangan emosi berkaitan dengan
kemampuan memahami hal-hal yang berkaitan dengan perasaan-perasaan yang ada pada
diri sendiri, seperti perasaan senang ataupun sedih, apa yang dapat ia lakukan,
apa yang ingin ia lakukan, bagaimana ia bereaksi terhadap hal-hal tertentu,
hal-hal yang mana yang perlu dihindari,
dan hal-hal yang mana yang didekati, kemandirian dan mengendalikan diri.
Perkembangan sosial-emosional merupakan proses pem-bentukan kemampuan dan
keterampilan mengendalikan diri dan berhubungan dengan orang lain.
Referensi : Perkembangan Anak (MOT) Pada Lembaga Kelompok Bermain, Kementerian Pendidikan Nasional, Direktorat Jenderal Pendidikan Nonformal dan Informal Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini ,2010
Untuk mencapai pertumbuhan dan perkembangan anak secara optimal perlu diberikan gizi dan nutrisi yang baik....tulisan yang menarik... sukses selalu..
BalasHapus