19 Nov 2013

Teori Pertumbuhan dan Perkembangan Anak



Pertumbuhan anak dapat  diartikan sebagai proses perubahan fisik. Perubahan yang dimaksud dapat dilihat dari bertambahnya ukuran fisik (anggota tubuh). Dengan kata lain, pertumbuhan lebih bersifat kuantitatif (angka) sehingga pertumbuhan  itu mudah diukur dan menunjukkan perubahan yang dapat diamati secara fisik. Proses ini dapat diukur, misalnya melalui penimbangan berat badan, pengukuran tinggi badan dan lingkar kepala anak. Misalnya seorang anak menjadi tinggi dan besar.

Sementara perkembangan anak adalah suatu proses perubahan fungsi anggota tubuh. Perkembangan lebih ditekankan pada bertambah atau menjadi lebih baiknya fungsi anggota tubuh. Perkembangan lebih bersifat kualitatif. Ada waktu dan usia yang sesuai untuk setiap proses dan tepat dengan tahap perkembangan tertentu. Waktu proses dan tahapan tersebut berbeda untuk setiap anak. Karena itu, pendidik tidak bisa membandingkan perkembangan satu anak dengan anak lain seperti sebuah perlombaan atau pertandingan. Selain itu, perkembangan sangat erat kaitannya dengan pertumbuhan. Anak yang bisa berjalan sudah pasti pertumbuhan kakinya sudah tuntas. Kaki anak sudah kuat menyokong tubuh. Karena kaitan tersebut sering kali kata pertumbuhan jarang disebut-sebut sehingga yang dikenal hanya kata perkembangan.

Mengapa Kita Perlu Mengetahui Perkembangan Anak?
Pendidik perlu memahami perkembangan anak agar dapat memberikan stimulasi atau rangsangan yang tepat sehingga membantu anak berkembang sesuai dengan usia dan tahap perkembangannya. Misalnya, saat seorang anak berusia 12 bulan, ia sudah dapat menyendok makanan dari piringnya. Agar anak  mampu mengembangkan otonomi/percaya pada kemampuannya sendiri dan memperkuat motorik halusnya, orang tua memberi keleluasaan anak untuk melakukan kegiatan makan sendiri.

Pandangan Nativisme Tentang Tumbuh-Kembang Anak
Nativisme adalah suatu pandangan yang meyakini bahwa faktor biologik memiliki pengaruh yang kuat terhadap perkembangan manusia. Segala kemampuan dan keterbatasan yang dimiliki oleh manusia merupakan faktor bawaan. Pada dasarnya pandangan Nativisme mengacu pada Maturational Theory yang meyakini bahwa dalam perkembangan manusia ada proses yang terjadi dengan sendirinya. Menurut pandangan ini, manusia mengalami perkembangan karena proses maturasi (pematangan) yang terjadi dengan sendirinya. Dalam hal ini, faktor genetik memegang peranan penting.

Dengan kata lain, pandangan ini meyakini bahwa manusia menjadi seseorang seperti yang ditetapkan ketika ia dilahirkan. Dengan kemampuan dari dalam dirinya, anak akan dapat berkembang. Aliran ini dipelopori seorang filsuf yang bernama Jean Jacques Rousseau (1712 – 1778).

Pandangan Empirisme Tentang Tumbuh-Kembang Anak
Empirisme adalah suatu pandangan yang meyakini bahwa faktor lingkungan memiliki pengaruh yang kuat terhadap perkembangan manusia. Segala kemampuan yang dimiliki oleh manusia dibentuk oleh lingkungan. Menurut pandangan ini, manusia mengalami perkembangan karena proses pembelajaran atau stimulasi lingkungan, seperti pengasuhan, pendidikan, sosialisasi. Dengan kata lain, manusia berkembang menjadi seseorang karena stimulasi lingkungan.

Pandangan Empirisme mengacu pada model behaviorisme yang meyakini bahwa manusia tidak menjadi dengan sendirinya, tetapi karena pengaruh faktor luar. Pandangan ini bertolak belakang dengan aliran Nativisme, dan meyakini bahwa perkembangan manusia - termasuk anak - ditentukan oleh faktor dari luar dirinya atau lingkungan. Anak lahir tanpa membawa apa-apa. Dengan demikian, tanpa pertolongan lingkungannya (orang tua, guru atau yang lainnya) ia tidak akan berkembang. Teori ini dikenal dengan nama Teori Tabularasa. Aliran ini dipelopori oleh filsuf yang bernama John Locke (1632-1704).

Pandangan Konvergensi Tentang Tumbuh-Kembang Anak
Konvergensi adalah suatu pandangan yang meyakini bahwa faktor biologik dan faktor lingkungan sama-sama memiliki pengaruh terhadap perkembangan manusia. Segala kemampuan dan keterbatasan yang dimiliki oleh manusia dipengaruhi oleh faktor bawaan dan faktor lingkungan. Menurut pandangan ini, manusia mengalami perkembangan karena faktor bawaan (genetik) dan faktor pengasuhan/pendidikan/sosialisasi, di mana kedua ini sama-sama memegang peran penting dalam perkembangan manusia.  Artinya, manusia menjadi seseorang merupakan hasil  interaksi antara faktor genetik dan stimulasi lingkungan.

Pandangan Konvergensi seolah-olah sebagai penengah dari perbedaan antara aliran Nativisme dan aliran Empirisme. Pandangan ini menjelaskan bahwa perkembangan manusia atau anak ditentukan oleh faktor bawaan dan faktor lingkungan sehingga. kemampuan yang dibawa anak sejak lahir yang disebut kemampuan potensial berinteraksi dengan lingkungan sehingga membentuk kemampuan realisitik atau kemampuan praktik.

Aliran Konvergensi ini dipelopori oleh filsuf yang bermana Willian Stern. Aliran ini sejalan dengan pandangan Ki Hadjar Dewantara yang menyatakan bahwa manusia berkembang ditentukan oleh faktor dasar (bawaan atau potensi) dan oleh faktor ajar (lingkungan). Selanjutnya dalam teorinya, Ki Hadjar Dewantara menjelaskan bahwa terdapat tri sentra pendidikan yang menentukan perkembangan individu, yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat.

Prinsip Perkembangan
Ada beberapa prinsip dalam perkembangan, yaitu
a.    Perkembangan merupakan suatu kesatuan.
Perkembangan diidentifikasi dalam beberapa aspek. Semua aspek saling berkaitan. Misalnya, anak belajar membaca berkaitan dengan kesiapan aspek kognitif (berpikir).
b.    Perkembangan dapat diprediksi.
Anak sudah dapat berdiri dapat diperkirakan ia akan segera berjalan. Dari sisi umur pun dapat diperkirakan perkembangan anak. Anak usia satu tahun diperkirakan sudah dapat berkomunikasi menggunakan satu kata. Misalnya, ’mam’ untuk menyatakan mau makan.
c.     Rentang perkembangan anak bervariasi.
Ada anak usia 12 bulan sudah dapat berjalan tapi anak yang lainnya baru bisa berjalan setelah berusia 18 bulan.
d.    Perkembangan dipengaruhi oleh kematangan (maturation) dan pengalaman (experience).
Kematangan (maturation) merupakan proses alami. Kapan masa kematangan untuk satu kemampuan muncul ditentukan oleh diri anak sendiri. Faktor gizi dan kesehatan turut menentukan terjadi proses kematangan. Faktor kematangan untuk setiap aspek kemampuan bervariasi. Tetapi, guru atau pendidik perlu mengetahui kapan kira-kira kematangan untuk setiap kemampuan muncul. Hal itu penting karena sangat erat dengan kesiapan belajar. Oleh Montessori dikenal dengan masa ’siap’. Anak yang belajar kemampuan di saat masa matang itu  muncul akan memudahkan anak melakukan dan membentuk kemampuanya.  Anak yang kondisi fisiknya (kaki) belum matang atau belum siap berdiri tidak akan bisa berdiri walau sering dilatih. Bahkan, kalau dilatih terus bisa merusak kaki. Kaki anak bisa menjadi bengkok (bentuk X atau O). Pada saat anak siap anak perlu dilatih sehingga anak memperoleh pengalaman. Pengalaman ini akan menentukan kemampuan itu terbentuk
e.    Proses perkembangan terjadi dari atas ke bawah (Cepalocaudal) dan dari dalam ke luar (proximodistal).
Capaian perkembangan sebagai suatu urutan yang saling berangkai dan merupakan tangga hirarki. Untuk Telungkup, duduk, berdiri dan kemudian berjalan. Itu merupakan satu rangkaian perkembangan. Hal tersebut yang menjadikan perkembangan dapat diprediksi.
f.     Perkembangan dipengaruhi aspek budaya.
Anak yang hidup di sekitar orang yang biasa berbicara dengan suara tinggi, kuat dan keras akan membuat anak juga memiliki cara bicara yang seperti itu juga. Misal, orang Batak Toba memiliki kebiasaan berbicara dengan suara tinggi dan cepat. Kebiasaan ini juga akan muncul dalam perilaku anak berbicara. Bila berbicara dengan temannya anak cenderung berbicara dengan  suara tinggi, kuat dan keras juga.

Aspek-Aspek Perkembangan
Ada beberapa aspek perkembangan, yaitu;
a)        Perkembangan Fisik
Perkembangan fisik sering dikaitkan dengan perkembangan motorik sehingga dikenal dengan perkembangan fisik motorik. Tetapi, antaranya keduanya terdapat berbeda. Perkembangan fisik lebih menunjukkan kepada perubahan yang terjadi pada fisik secara keseluruhan atau tubuh dan fisik sebagai bagian-bagian, misalnya anggota gerak (tangan, kaki) yang semakin besar atau panjang. Perkembangan motorik  merupakan suatu penguasaan pola dan variasi gerak yang telah bisa dilakukan anak. Perkembangan motorik sebagai gerakan yang terus bertambah atau meningkat dari yang sederhana ke arah gerakan yang komplek.
Perkembangan motorik terdiri dari dua macam, yaitu perkembangan motorik kasar dan motorik halus.
-       Perkembangan Motorik Kasar
Perkembangan motorik kasar adalah kemampuan bergerak dengan  menggunakan otot – otot tubuh khususnya otot besar seperti otot di kaki dan tangan. Gerakan yang tergolong motorik kasar, misalnya  merayap, merangkak, berjalan, berlari, dan melompat.
   Perkembangan Motorik Halus
Perkembangan dalam motorik halus adalah kemampuan bergerak dengan  menggunakan otot kecil, seperti yang ada di jari untuk melakukan aktivitas, seperti mengambil benda kecil, memegang sendok, membalikan halaman buku dan memegang pensil atau krayon.

b)      Perkembangan  Kognitif
Perkembangan kognitif adalah suatu proses pembentukan kemampuan dan keterampilan menggunakan alat berpikir. Perkembangan kognitif berkaitan dengan aktivitas berpikir, membangun pemahaman dan pengetahuan, serta  memecahkan masalah.

c)       Perkembangan Bahasa
Perkembangan bahasa adalah suatu proses pembentukan kemampuan dan keterampilan untuk menyampaikan ide, perasaan dan sikap kepada orang lain. Perkembangan bahasa meliputi mendengar, berbicara, membaca, dan menulis.

d)      Perkembangan Sosial – Emosi
Perkembangan Sosial – Emosional merupakan gabungan dari perkembangan sosial dan emosi. Perkembangan adalah suatu proses pembentukan kemampuan dan keterampilan untuk bersosialisasi. Sedang perkembangan emosi berkaitan dengan kemampuan memahami hal-hal yang berkaitan dengan perasaan-perasaan yang ada pada diri sendiri, seperti perasaan senang ataupun sedih, apa yang dapat ia lakukan, apa yang ingin ia lakukan, bagaimana ia bereaksi terhadap hal-hal tertentu, hal-hal yang mana  yang perlu dihindari, dan hal-hal yang mana yang didekati, kemandirian dan mengendalikan diri. Perkembangan sosial-emosional merupakan proses pem-bentukan kemampuan dan keterampilan mengendalikan diri dan berhubungan dengan orang lain.



Referensi : Perkembangan Anak (MOT) Pada Lembaga Kelompok Bermain, Kementerian Pendidikan Nasional, Direktorat Jenderal Pendidikan Nonformal dan Informal Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini ,2010

Ditulis Oleh : pkg paud jatinangor // 14.39
Kategori:

1 komentar:

  1. Untuk mencapai pertumbuhan dan perkembangan anak secara optimal perlu diberikan gizi dan nutrisi yang baik....tulisan yang menarik... sukses selalu..

    BalasHapus

Diberdayakan oleh Blogger.
 

Lencana Facebook

Buku Tamu