KOMPAS.com - Mengajarkan anak untuk menggunakan toilet
dengan tepat memang perlu trik khusus. Orangtua harus mengenali kapan anak
benar-benar siap untuk diajari "toilet training". Sikap memaksa dari
orangtua bisa berdampak buruk bagi perkembangan anak.
Dr. Steve Hodges, spesialis urologi anak di Wake Forest Baptist Medical Center
mengatakan, ada beberapa kesalahan umum yang orangtua lakukan saat melakukan
toilet training. Kesalahan itu bukan saja menyebabkan anak merasa tertekan tapi
juga bisa mengganggu kesehatannya. Berikut beberapa kesalahan yang sering
dilakukan orangtua.
1. Terlalu dini
Tidak ada waktu yang pasti kapan anak perlu diajarkan toilet training. Namun
terlalu dini melakukan toilet training dapat membahayakan karena anak berusia
kurang dari tiga tahun umumnya belum memiliki kemampuan untuk memutuskan kapan
perlu pergi ke toilet.
Hodges mengatakan, bagi anak berusia kurang dari tiga tahun, menahan buang
air akan mengakibatkan beberapa masalah seperti mengompol dan membentuk
kapasitas kandung kemih yang lebih kecil.
Orangtua perlu memperhatikan tanda-tanda kapan si kecil siap untuk menerima
toilet training, antara lain ia sudah memiliki kemampuan motorik yang baik,
mampu mengerti istilah buang air, mampu mengatakan pada orangtua saat hendak
buang air, dan sebagainya.
2. Tidak membiasakan
Tak jarang orangtua hanya melakukan toilet training namun tidak diikuti dengan
mengajarkan kebiasaan bertoilet. Hodges menuturkan, seharusnya orangtua dapat
menjadwalkan anak untuk buang air, misalnya sekitar setiap dua jam. Agar
kegiatan di toilet menjadi lebih menyenangkan bagi anak, lanjutnya, orangtua
dapat menyiapkan mainan kecil di toilet sehingga mereka lebih tertarik dan
betah di toilet sampai "urusan ke belakang" selesai.
3. Diet kurang serat
Serat bukan hanya diperlukan oleh orang dewasa, tapi juga si kecil. Serat
dibutuhkan guna memperlancar proses buang airnya. Proses buang air yang lancar
akan mempermudah kegiatan toilet training.
4. Tidak sadar konstipasi
Lebih dari 30 persen anak usia 2 hingga 10 tahun mengalami konstipasi. Namun
orangtua seringkali tidak menyadarinya lantaran gejalanya berbeda dengan orang
dewasa.
"Pada anak, ada perbedaan definisi konstipasi. Konstipasi yang dimaksud
yaitu ketika kotoran anak pada rektum menekan kendung kemih sehingga
mengakibatkan masalah mengompol dan masalah lainnya," papar Hodges.
Gejala dari konstipasi pada anak yaitu kurang buang air besar, buang air
besar tiba-tiba, buang air besar di celana, dan nyeri ringan di perut dengan
sebab yang tidak jelas.
5. Mengabaikan infeksi
Infeksi saluran kemih mungkin saja terjadi pada si kecil, maka sebaiknya
orangtua memperhatikan tanda-tandanya. Sakit saat berkemih, sering berkemih,
dan ada darah dalam urin merupakan gejalanya. Apabila orangtua menemukannya,
segeralah bawa si kecil ke dokter.
Sumber : http://health.kompas.com/read/2013/06/22/1436345/5.Kesalahan.dalam.Toilet.Training.
0 komentar:
Posting Komentar