Membaca yang merupakan
salah satu aspek keterampilan berbahasa, juga merupakan komponen komunikasi tulisan. Dalam komunikasi
tulisan, lambang-lambang bunyi diubah
menjadi lambang-lambang tulisan, kemudian diubah menjadi makna, proses
perubahan inilah yang dibina dan
dikuasai pada araf awal keterampilan membaca.
Mengajarkan
membaca di Taman Kanak-kanak dapat dilaksanakan selama dalam batasan–batasan
aturan pengembangan pra-akademik serta berdasarkan pada prinsif dasar hakiki dari pendidikan TK
sebagai sebuah taman bermain, bersosialisai, dan pengembangan pra-akademik yang
subtansial, seperti kecerdasan emosi, motorik, disiplin/anggung jawab, konsep
diri dan akhlak.
a) Tahap fantasi (magical stage)
Pada tahap ini anak belajar menggunakan buku, mulai berpikir
bahwa buku itu penting, melihat atau membolak balikan buku dan kadang-kadang
membawa buku kesukannya. Pada tahap ini orang tua atau guru dapat memberikan
atau menunjukan model/contoh tentang perlunya membaca, membacakan sesuatu pada
anak, membicarakan buku pada anak.
b) Tahap pembentukkan konsep diri
(self concept stage)
Pada tahap ini anak perpandangan bahwa dirinya sebagai
pembaca, mulai melibatkan diri dalam kegiatan membaca, berpura-pura membaca
buku, memberi makna pada gambar atau pengalaman sebelumnya dengan buku, dan dapat menggunakan bahasa buku meskipun tidak cocok dengan tulisannya.
Hendaknya orang tua dan guru memberikan stimulus atau rangsangan dengan jalan membacakan apa saja kepada anak,
seperti buku cerita, tulisan pada kotak susu, bungkus makana, pasta gigi, dan
lain-lain serta melibatkan anak ketika
membacanya. Selain itu berikan akses
kepada anak mengenai buku-buku yang mereka ketahui.
c) Tahap membaca gambar (bridging reading stage)
Anak sudah dapat mengenali
dan menemukan kata pada tulisan/cetakan yang tampak, menggungkapkan kata-kata
yang memiliki makna dengan dirinya, mengulang kembali cerita yang tertulis dan
dapat mengenal tulisan kata dari puisi atau lagu serta sudah mengenal abjad.
Pada tahap ini orang tua atau guru membacakan sesuatu pada anak,
mengenalkan kosa kata baik dari lagu maupun puisi,
d) Tahap pengenalan bacaan (take-off reader stage)
Pada tahap keempat anak sudah mulai menggunakan tiga sitim isyarat
secara bersamaan yaitu graphonik, sematik dan syntaksis, pada tahap ini anak
muali tertarik pada bacaan, mulai menggingat cetakan tulisan pada konteknya,
berusaha mengenal tanda-tanda pada lingkungan serta membaca berbagi tanda
seperti pada kotak susu, botol minuman ringan, bungkus makana dan lain-lain.
Pada tahap ini orang tua dan guru masih tetap memberi stimulasi/membacakan
sesuatu pada anak sehingga dapat menjadi motivasi anak untuk selalu membaca
diberbagai situasi. Tetapi yang harus diperhatikan, hendaknya orang tua atau
guru tidak memaksa anak untuk membaca huruf dengan sempurna.
e) Tahap membaca lancar (independent
reader stage)
Pada tahap ke lima anak sudah dapat membaca berbagai jenis buku yang
berbeda secara bebas, Menyusun pengertian dari tanda, pengalaman dan isyarat
yang dikenalnya, dapat membuat perkiraan bahan-bahan bacaan, bahan yang
berhubungan secara langsung dengan pengalaman akan mudah dibaca oleh anak.
Pada tahap ini orng tua dan guru masih tetap membacakan berbagai
jenis buku pada anak. hal ini dapat mendorong anak agar dapat memperbaiki
bacaannya. Selain itu orang tua atau guru membantu menyeleksi bacaan yang
sesuai dan mengajarkan cerita yang berstruktur.
Sumber : Permainan Membaca dan Menulis (Depdiknas, Tahun 2000)
0 komentar:
Posting Komentar